
Melbourne Summit: Dosen UIN Antasari Ungkap Realitas Digital Akademisi Perempuan di Forum Internasional
MELBOURNE, Australia | 10 Juli 2025 — Dalam momentum refleksi delapan dekade kemerdekaan Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin menegaskan eksistensi akademiknya di panggung global. Salah satu dosen unggulannya, Siti Muflichah, S.Ag., M.Ag., M.Ed., Ph.D tampil sebagai pembicara pada forum ilmiah terkemuka Indonesian Council Open Conference (ICOC) 2025 yang digelar di Melbourne Connect, University of Melbourne.
Berlangsung dari 7 hingga 10 Juli, ICOC 2025 mengusung tema besar “Indonesia Now: Eighty Years of Independence”, menjadikannya episentrum diskusi lintas disiplin yang mempertemukan lebih dari 250 akademisi, aktivis, dan pemangku kebijakan dari berbagai belahan dunia. Konferensi ini tidak hanya menjadi selebrasi akademik, tetapi juga forum intelektual yang mencerminkan dinamika kontemporer Indonesia—dari persoalan ekonomi dan hukum, hingga gender, lingkungan, dan keagamaan.
Dalam Session 7: Gender & Sexuality, Siti Muflichah menyampaikan makalah bertajuk: “I am swamped with endless notifications”: Academic Women Experiencing and Engaging Online
Disampaikan dalam panel bergengsi bertema “Online Spaces, Offline Realities: Gender, Religion and Healthcare in Digital Contexts”, makalah ini menyuguhkan eksplorasi mendalam tentang tensi antara peluang dan tekanan dalam ruang digital yang dihadapi oleh akademisi perempuan. Berbasis metodologi kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi pengalaman personal tiga dosen perempuan senior dalam mengelola eksistensi mereka di ekosistem akademik digital.
“Platform daring memang membuka peluang kolaborasi lintas-negara dan memperluas visibilitas keilmuan. Namun, di balik itu ada tantangan serius: kelelahan digital, cyberbullying, dan tekanan sosial yang tidak terlihat,” ungkap Siti Muflichah dalam presentasinya yang moderat dan berbobot.
Makalah ini tidak hanya mencerminkan dinamika akademik digital yang makin kompleks, tetapi juga menekankan urgensi dukungan kelembagaan terhadap kesejahteraan mental akademisi, khususnya perempuan. Siti mengajak komunitas ilmiah untuk merancang strategi kolektif yang memastikan ekosistem akademik digital tetap inklusif, sehat, dan berkeadilan gender.
Sesi ini dipandu oleh Dr. Ariane Utomo dan turut menghadirkan pemikir kritis seperti: Dr. Nelly Martin-Anatias (Massey University).
Kegiatan konferensi ini juga dimeriahkan oleh kuliah umum dari aktivis lingkungan Farwiza Farhan, diskusi kolaboratif Australia–Indonesia in Conversation, serta Arief Budiman Annual Lecture yang disampaikan oleh sutradara Dandhy Dwi Laksono.
Pusat Kerja Sama dan Hubungan Internasional UIN Antasari memandang partisipasi ini sebagai pencapaian strategis dalam diplomasi akademik global. Kehadiran Siti Muflichah tidak sekadar representasi individual, melainkan simbol keterlibatan aktif UIN Antasari dalam percakapan global mengenai pendidikan, gender, dan transformasi digital.
“Kami bangga bahwa riset-riset kritis dari UIN Antasari kini diperbincangkan di forum internasional seperti ICOC. Ini selaras dengan agenda kami untuk menempatkan kampus dalam arus keilmuan global, tanpa kehilangan akar lokalitas dan nilai spiritual,” ujar Hj. Nani Hizriani, M.A., Koordinator Bidang Kerja Sama.
UIN Antasari, melalui strategi internasionalisasinya, terus mendorong dosen dan mahasiswa untuk menembus batas geografis dan epistemologis. Forum seperti ICOC menjadi ruang uji gagasan, tempat bertemunya intelektualitas lokal dengan arus besar akademik dunia.
Tentang ICOC 2025
ICOC adalah Indonesian Council Open Conference, konferensi akademik dua tahunan yang difasilitasi oleh University of Melbourne, bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Asia Institute, dan Indonesia Forum, sebagai wadah reflektif atas arah dan kompleksitas perjalanan bangsa Indonesia di era globalisasi. Tahun ini, ICOC memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, menjadi panggung bagi generasi intelektual untuk mempertanyakan, memperbarui, dan merumuskan masa depan bangsa dalam konteks global.
Pusat Kerja Sama dan Hubungan Internasional: Untuk kolaborasi dengan UIN Antasari Banjarmasin dan informasi lebih lanjut, silakan hubungi Pusat Kerja Sama dan Hubungan Internasional UIN Antasari melalui email: [email protected].



