
UIN Antasari dan Istanbul Foundation for Science and Culture Perkuat Sinergi dalam Moderasi Beragama dan 5D-Thinking
Pusat Kerja Sama dan Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin kembali mengadakan forum tindak lanjut kerja sama dengan Istanbul Foundation for Science and Culture (IIKV) melalui pertemuan daring yang berlangsung pada pukul 16.30 WITA atau 11.30 waktu Istanbul. Forum ini menjadi ajang strategis dalam memperkuat kolaborasi akademik antara kedua institusi, khususnya dalam pengembangan konsep Moderasi Beragama Global dan pendekatan 5D-Thinking dalam pendidikan.
Diskusi ini dihadiri oleh Rektor UIN Antasari, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., yang menekankan pentingnya pemahaman terhadap keberagaman di Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 1.300 suku bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah. Beliau menegaskan bahwa program Global Religious Moderation dan konsep 5D-Thinking dapat menjadi instrumen signifikan dalam memperkokoh identitas kebangsaan, membangun pemahaman lintas budaya, serta memperkuat wawasan kebangsaan melalui perspektif yang multidimensional.
Hadir dalam forum ini, Prof. Necati Aydin, seorang pakar ekonomi moral dan kesejahteraan multidisipliner dari Alfaisal University, Riyadh, Saudi Arabia, yang memiliki dua gelar doktor di bidang pendidikan dan ekonomi. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa 5D-Thinking adalah alat yang sangat kuat dalam memperluas cara berpikir individu terhadap suatu permasalahan. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya relevan dalam membentuk karakter individu yang memiliki nilai moral yang kuat, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk semakin memperkokoh persatuan di Indonesia. “Saya melihat bahwa nilai-nilai persatuan bangsa Indonesia sudah sangat kokoh, tetapi 5D-Thinking dapat menjadi instrumen tambahan dalam memperdalam kesadaran kolektif dan meningkatkan harmoni sosial,” paparnya.
Dari pihak Istanbul Foundation for Science and Culture (?stanbul ?lim ve Kültür Vakf? – IIKV), perwakilan Ms. Tu?ba Türko?lu, Ph.D., juga menyinggung pemikiran dan karya besar Bediüzzaman Said Nursî, seorang pemikir dan ulama besar asal Turki yang berkontribusi dalam pemahaman Islam modern. Salah satu karya beliau yang monumental, Risale-i Nur. Karya ini tidak hanya menjadi landasan utama dalam pemikiran Islam di Turkiye, tetapi juga memiliki koleksi yang tersimpan di berbagai institusi akademik, termasuk di Süleymaniye Library, Istanbul, serta berbagai pusat penelitian Islam di dunia. Menurut Ms. Tu?ba Türko?lu, pemikiran Nursî sangat relevan dalam membangun pola pikir kritis dan mendalam dalam konteks pendidikan Islam kontemporer.
Dalam sesi diskusi, Dr.Ünal Akyüz, perwakilan IIKV, memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang terjalin dengan UIN Antasari dan menyambut positif rencana penguatan kerja sama akademik yang lebih luas. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya berbasis akademik, tetapi juga bertujuan membangun jembatan pemahaman antarbudaya yang lebih inklusif, terutama melalui kajian pemikiran Islam dan implementasi konsep 5D-Thinking dalam berbagai disiplin ilmu.
Selain itu, Ibu Nani Hizriani, S.Pd., M.A selaku Koordinator Pusat Kerja Sama dan Hubungan Internasional UIN Antasari, mempresentasikan secara sekilas berbagai program yang akan dijalankan dalam kerja sama ini. Salah satu program tersebut mencakup integrasi metode 5D-Thinking dalam course moderasi beragama. Pemaparan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta forum yang melihat bahwa program tersebut memiliki dampak jangka panjang dalam meningkatkan kapasitas akademik dan pemahaman lintas budaya.
Pada kesempatan ini, Dr. Nida Mufidah, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Antasari, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif penting dalam memperkuat jejaring akademik global. Beliau menilai bahwa diskusi yang dilakukan dalam forum ini sangat bermanfaat untuk mendukung program akademik yang berorientasi pada moderasi beragama dan penguatan wawasan kebangsaan. “Kolaborasi ini memiliki potensi besar dalam membangun pemahaman lintas budaya dan akademik yang lebih inklusif,” ujarnya.
Diskusi yang berlangsung dalam forum ini memberikan ruang bagi setiap perwakilan untuk menyampaikan gagasan dan ide terkait implementasi program kerja sama. Pembahasan teknis terkait pelaksanaan program lebih rinci akan dilakukan dalam pertemuan lanjutan guna memastikan bahwa setiap kegiatan yang dirancang dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu, kedua belah pihak juga menyepakati perlunya pendekatan multidisipliner dalam mengembangkan program akademik yang lebih inovatif.
Dalam sesi akhir, Rektor UIN Antasari, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., kembali menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen UIN Antasari dalam membangun jaringan akademik global. Beliau berharap kerja sama ini dapat menghasilkan kontribusi signifikan bagi dunia pendidikan Islam dan membuka peluang kolaborasi yang lebih luas. “Keragaman budaya dan bahasa di Indonesia adalah aset yang perlu terus diperkuat melalui pendekatan akademik yang berwawasan luas. Konsep 5D-Thinking dan Moderasi Beragama Global dapat menjadi katalisator dalam menciptakan pemahaman yang lebih inklusif, sekaligus memperkokoh persatuan dalam keberagaman,” pungkasnya.
Dengan berlangsungnya forum ini, diharapkan bahwa kerja sama antara UIN Antasari dan Istanbul Foundation for Science and Culture dapat terus berkembang, memberikan manfaat bagi dunia akademik, serta memperkaya perspektif keilmuan dalam menghadapi tantangan global di era modern. (Kerjasama)